Makam Pahlawan Nasional dari Provinsi Aceh
Cut Nyak Dien binti Teuku Nanta Setia
Menurut “Riwayat
Singkat Cut Nyak Dien ketika Berada di Sumedang”, yang ditulis ulang oleh pengurus/juru
kunci makam yaitu bapak Rd. Dadan R. Kusumah,
Cut Nyak Dien ditangkap oleh Belanda setelah pengaduan Teuku Panglaot kepada Belanda (1905). Riwayat merupakan tulisan dari keterangan Rd. Oemar Sumantri, AKBP (Alm.) putra dari Siti Hodijah, serta dari Rd. H. Iyus Jayusman, sesepuh kaum, putra dari Rd. H. Bulkini (Alm.) mantan karyawan YPS (Yayasan Pangeran Sumedang).
Cut Nyak Dien ditangkap oleh Belanda setelah pengaduan Teuku Panglaot kepada Belanda (1905). Riwayat merupakan tulisan dari keterangan Rd. Oemar Sumantri, AKBP (Alm.) putra dari Siti Hodijah, serta dari Rd. H. Iyus Jayusman, sesepuh kaum, putra dari Rd. H. Bulkini (Alm.) mantan karyawan YPS (Yayasan Pangeran Sumedang).
Laporan Panglaot bukan mengkhianatinya, tetapi merasa kasihan karena Cut
Nyak Dien sudah sangat menyedihkan, matanya sudah tidak bisa melihat (buta).
Panglaot memberi informasi tersebut dengan syarat Belanda tidak boleh dianiaya atau
diasingkan. Namun ternyata Belanda ingkar terhadap syarat Panglaot dan
mengasingkan Cut Nyak Dien ke Sumedang bersama seorang panglima perangnya dan
Teuku Nana yang masih berumur 15 tahun (1906).
Cut Nyak Dien diserahkan kepada Bupati Sumedang, Pangeran Aria Suriaatmaja
dan diserahkan lagi kepada seorang ulama Masjid Agung Sumedang yang sudah
mendapat gelar Penghulu bernama K.H. Sanusi.
“Pangeran Aria
Suriaatmaja (Pangeran Mekah) adalah anak dari Pangeran Aria Kusumah Adinata
(Pangeran Sugih). Beliau cucunya Pangeran Suriaatmaja (Pangeran Kornel) yang
membuat Jalan Cadas Pangeran.”
Saat di Sumedang Cut Nyak Dien hanya berkomunikasi dengan K.H. Sanusi, H.
Husna, dan Siti Hodijah (anak H. Husna) dengan bahasa Arab.
Sang JurKun sedang mengambil Riwayat Cut Nyak Dien |
Sang JurKun sedang mengambil Riwayat Cut Nyak Dien |
Sang JurKun sedang mengambil Riwayat Cut Nyak Dien |
Makam Cut Nyak Dien |
Makam Cut Nyak Dien |
Makam Cut Nyak Dien |
Makam Cut Nyak Dien |
Makam Cut Nyak Dien |
Makam Cut Nyak Dien |
Makam Cut Nyak Dien |
“Makam Cut Nyak Dien berada di makam keluarga K.H. Sanusi
karena Cut Nyak Dien sudah dianggap sebagai keluarga” terang pak Dadan sang
juru kunci. Oleh karena itu di makam keluarga tersebut pun juga terdapat makam
K.H. Sanusi dan Siti Hodijah.
Makam K.H. Sanusi |
Makam Siti Hodijah (anak H. Husna) |
Ini sang Juru Kunci pak Dadan |
-ini diabaikan saja, haha- |
Sebelum tahun 1950,
masyarakat tidak ada yang mengetahui makam tersebut adalah Cut Nyak Dien
sebagai Pahlawan Nasional, namun sebagai makam Ibu Perbu. Baru diketahui
setelah H. Husna wafat tahun 1948, bahwa itu makam Cut Nyak Dien.
1962
Rd. Oemar Sumantri, anak Siti Hodijah, memberikan ijin untuk upacara
sederhana mengenang jasa-jasa Cut Nyak Dien ke sebelah barat
1972
Makam Cut Nyak Dien direnovasi oleh Pemda Sumedang
1987
Makam Cut Nyak Dien direnovasi kembali dan dibangun Meunasah (Mushola) oleh Bapak Bustanil Arifin, Menteri Bulog, yang
diresmikan oleh Gubernur Aceh (saat itu NAD) Bapak Ibrahim Hasan.
Meunasah Cut Nyak Dien |
Toilet dan tempat wudhu di sebelah Meunasah |
Toilet dan tempat wudhu di sebelah Meunasah |
Meunasah Cut Nyak Dien dengan gaya rumah panggung |
Meunasah Cut Nyak Dien |
1983
Pembentengan Area Lokasi Makam Cut Nyak Dien oleh Pemda Aceh
2008
Renovasi sarana jalan ke Makam Cut Nyak Dien, Meunasah, serta Toilet dan
tempat wudhu.
2013
Pemasangan
atap untuk prasasti Cut Nyak Dienkata teman ane ini sih bahasa Sunda Halus, jadi dia belum ngerti, ada yang ngerti? Send me email!! |
Atas saran/izin pak Dadan selaku juru kunci makam Cut Nyak
Dien, tulisannya “Riwayat Singkat Cut Nyak Dien ketika Berada di Sumedang”
dapat dibagi-bagikan ke teman-teman atau siapapun agar dapat mengetahui sejarah
Cut Nyak Dien. Tulisan tersebut telah saya upload, silahkan klik link ini untuk mendownloadnya.