Senin, 06 Oktober 2014

Makam Cut Nyak Dhien, Gunung Puyuh, Sumedang, Jawa Barat

Makam Pahlawan Nasional dari Provinsi Aceh

Cut Nyak Dien binti Teuku Nanta Setia


Menurut “Riwayat Singkat Cut Nyak Dien ketika Berada di Sumedang”, yang ditulis ulang oleh pengurus/juru kunci makam yaitu bapak Rd. Dadan R. Kusumah,
Cut Nyak Dien ditangkap oleh Belanda setelah pengaduan Teuku Panglaot kepada Belanda (1905). Riwayat merupakan tulisan dari keterangan Rd. Oemar Sumantri, AKBP (Alm.) putra dari Siti Hodijah, serta dari Rd. H. Iyus Jayusman, sesepuh kaum, putra dari Rd. H. Bulkini (Alm.) mantan karyawan YPS (Yayasan Pangeran Sumedang).

Laporan Panglaot bukan mengkhianatinya, tetapi merasa kasihan karena Cut Nyak Dien sudah sangat menyedihkan, matanya sudah tidak bisa melihat (buta). Panglaot memberi informasi tersebut dengan syarat Belanda tidak boleh dianiaya atau diasingkan. Namun ternyata Belanda ingkar terhadap syarat Panglaot dan mengasingkan Cut Nyak Dien ke Sumedang bersama seorang panglima perangnya dan Teuku Nana yang masih berumur 15 tahun (1906).

Cut Nyak Dien diserahkan kepada Bupati Sumedang, Pangeran Aria Suriaatmaja dan diserahkan lagi kepada seorang ulama Masjid Agung Sumedang yang sudah mendapat gelar Penghulu bernama K.H. Sanusi. 

Pangeran Aria Suriaatmaja (Pangeran Mekah) adalah anak dari Pangeran Aria Kusumah Adinata (Pangeran Sugih). Beliau cucunya Pangeran Suriaatmaja (Pangeran Kornel) yang membuat Jalan Cadas Pangeran.”
 
Saat di Sumedang Cut Nyak Dien hanya berkomunikasi dengan K.H. Sanusi, H. Husna, dan Siti Hodijah (anak H. Husna) dengan bahasa Arab.

K.H. Sanusi hanya satu tahun merawat Cut Nyak. Beliau meninggal tahun 1907. Setelah itu Cut Nyak dirawat oleh H. Husna, anak dari K.H. Sanusi. Cut Nyak wafat tanggal 6 Nopember 1908.

Sang JurKun sedang mengambil Riwayat Cut Nyak Dien

Sang JurKun sedang mengambil Riwayat Cut Nyak Dien
Sang JurKun sedang mengambil Riwayat Cut Nyak Dien

Makam Cut Nyak Dien

Makam Cut Nyak Dien

Makam Cut Nyak Dien

Makam Cut Nyak Dien

Makam Cut Nyak Dien

Makam Cut Nyak Dien

Makam Cut Nyak Dien

“Makam Cut Nyak Dien berada di makam keluarga K.H. Sanusi karena Cut Nyak Dien sudah dianggap sebagai keluarga” terang pak Dadan sang juru kunci. Oleh karena itu di makam keluarga tersebut pun juga terdapat makam K.H. Sanusi dan Siti Hodijah.

Makam K.H. Sanusi
Makam Siti Hodijah (anak H. Husna)

Ini sang Juru Kunci pak Dadan

-ini diabaikan saja, haha-


Sebelum tahun 1950, masyarakat tidak ada yang mengetahui makam tersebut adalah Cut Nyak Dien sebagai Pahlawan Nasional, namun sebagai makam Ibu Perbu. Baru diketahui setelah H. Husna wafat tahun 1948, bahwa itu makam Cut Nyak Dien.



1962

Rd. Oemar Sumantri, anak Siti Hodijah, memberikan ijin untuk upacara sederhana mengenang jasa-jasa Cut Nyak Dien ke sebelah barat


1972

Makam Cut Nyak Dien direnovasi oleh Pemda Sumedang


1987

Makam Cut Nyak Dien direnovasi kembali dan dibangun Meunasah (Mushola) oleh  Bapak Bustanil Arifin, Menteri Bulog, yang diresmikan oleh Gubernur Aceh (saat itu NAD) Bapak Ibrahim Hasan.


 

Meunasah Cut Nyak Dien

Toilet dan tempat wudhu di sebelah Meunasah

Toilet dan tempat wudhu di sebelah Meunasah

Meunasah Cut Nyak Dien dengan gaya rumah panggung

Meunasah Cut Nyak Dien



1983
Pembentengan Area Lokasi Makam Cut Nyak Dien oleh Pemda Aceh

2008
Renovasi sarana jalan ke Makam Cut Nyak Dien, Meunasah, serta Toilet dan tempat wudhu.

2013
Pemasangan atap untuk prasasti Cut Nyak Dien




kata teman ane ini sih bahasa Sunda Halus, jadi dia belum ngerti, ada yang ngerti? Send me email!!





Atas saran/izin pak Dadan selaku juru kunci makam Cut Nyak Dien, tulisannya “Riwayat Singkat Cut Nyak Dien ketika Berada di Sumedang” dapat dibagi-bagikan ke teman-teman atau siapapun agar dapat mengetahui sejarah Cut Nyak Dien. Tulisan tersebut telah saya upload, silahkan klik link ini untuk mendownloadnya.